Tampilkan postingan dengan label informasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label informasi. Tampilkan semua postingan
Industri penerbangan global terus bertransformasi dengan cepat di tahun 2025. Dari ekspansi rute internasional hingga inovasi teknologi dan kebijakan pemerintah yang mendukung, dunia penerbangan menghadirkan berita menarik yang layak untuk disimak. Berikut adalah rangkuman update terbaru.

Ekspansi Rute Internasional: AirAsia dan Etihad Airways

AirAsia: Menambah Rute Internasional
Indonesia AirAsia berencana menambah rute internasional baru pada tahun 2025. Rute yang akan dibuka antara lain Jakarta - Darwin yang mulai beroperasi pada 22 Maret 2025, serta rencana ekspansi ke Australia dan India. Selain itu, AirAsia juga akan menambah armada pesawat hingga mencapai 30 unit untuk mendukung ekspansi ini. (ANTARA News; Bisnis.com)

Etihad Airways: Penerbangan Harian ke Bali
Etihad Airways akan meningkatkan frekuensi penerbangan ke Bali mulai April 2025. Setelah sebelumnya hanya empat kali seminggu, penerbangan ke Bali akan dilayani setiap hari, sementara penerbangan ke Jakarta akan menjadi dua kali sehari. Maskapai asal Uni Emirat Arab ini juga berencana membuka rute baru ke Medan pada Oktober 2025. (detikcom)

Kebijakan Pemerintah: Penurunan Harga Tiket Pesawat

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan telah menetapkan kebijakan penurunan harga tiket pesawat domestik kelas ekonomi sebesar 13 hingga 14 persen selama masa Angkutan Lebaran 2025. Kebijakan ini berlaku untuk penerbangan dari 24 Mret hingga 7 April 2025, dengan periode pembelian tiket dari 1 Maret hingga 7 April 2025. Langkah ini diambil untuk meringankan beban masyarakat yang ingin merayakan Idul Fitri di kampung halaman. (kemenhub)

Garuda Indonesia: Penambahan Armada Pesawat

Garuda Indonesia berencana menambah 20 pesawat baru sepanjang tahun 2025 untuk mengakomodir permintaan penumpang. Sebagian besar pesawat baru ini akan didominasi oleh pesawat buatan Boeing, dengan komposisi sekitar 15-16 pesawat dari Boeing dan sisanya dari Airbus. Penambahan armada ini mencakup pesawat berjenis wide body dan narrow body.(Ulasan; Bisnis; ANTARA News)

Tren Global: Inovasi dan Teknologi dalam Penerbangan

Teknologi Ramah Lingkungan

Maskapai penerbangan semakin fokus pada teknologi ramah lingkungan untuk mengurangi jejak karbon. Penggunaan pesawat dengan efisiensi bahan bakar yang lebih tinggi dan pengembangan bahan bakar alternatif menjadi prioritas utama. Inovasi ini tidak hanya mendukung keberlanjutan lingkungan tetapi juga mengurangi biaya operasional maskapai.

Digitalisasi Layanan Pelanggan
Digitalisasi layanan pelanggan semakin berkembang dengan penerapan teknologi seperti aplikasi mobile untuk check-in, pemantauan status penerbangan, dan layanan pelanggan berbasis AI. Hal ini memudahkan penumpang dalam merencanakan perjalanan dan meningkatkan pengalaman mereka selama di bandara dan dalam penerbangan.

Prediksi Tren Penerbangan 2025
  • Peningkatan Permintaan Perjalanan Bisnis: Dengan membaiknya kondisi ekonomi global, permintaan untuk perjalanan bisnis diperkirakan akan meningkat, mendorong maskapai untuk menambah frekuensi penerbangan ke kota-kota bisnis utama.
  • Fokus pada Keamanan dan Kesehatan: Maskapai dan bandara akan terus memperkuat protokol kesehatan dan keselamatan untuk memastikan kenyamanan penumpang, termasuk peningkatan sistem penyaringan udara dan kebersihan fasilitas.
  • Pengembangan Infrastruktur Bandara: Untuk mengakomodir lonjakan jumlah penumpang, banyak bandara di seluruh dunia sedang dalam tahap ekspansi dan modernisasi, termasuk peningkatan kapasitas terminal dan fasilitas penunjang lainnya.

Tahun 2025 menjadi tahun yang penuh dinamika bagi industri penerbangan. Dari ekspansi rute internasional oleh maskapai besar hingga kebijakan pemerintah yang mendukung masyarakat, sektor ini menunjukkan pemulihan dan pertumbuhan yang signifikan. Teknologi dan inovasi menjadi kunci dalam menghadapi tantangan dan memenuhi harapan penumpang. Bagi Anda yang merencanakan perjalanan, tetap update dengan informasi terbaru untuk mendapatkan pengalaman terbaik dalam setiap penerbangan.


Foto oleh:
Category: articles
Kenikmatan merokok, terutama bagi mereka yang sudah menjadi perokok sering dikaitkan dengan efek rasa nyaman, senang atau meningkatkan energi karena pengaruh nikotin. Meskipun efeknya bersifat sementara, bagi beberapa orang, merokok dapat menjadi cara untuk meredakan stres atau memberikan rasa penghiburan.

Efek positif seperti rasa senang, puas, dan energi yang meningkat akibat merokok hanya bersifat sementara. Setelah nikotin dalam darah berkurang, efek-efek ini juga akan hilang, dan perokok mungkin kembali merasa tidak nyaman, sehingga mendorong mereka untuk merokok lagi (sumber: halodoc.com).

Saat ini telah bermunculan beragam rokok elektronik atau biasa disebut vape. Banyak yang menganggap rokok elektronik (vape) sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok konvensional.

Apakah rokok elektronik (vape) lebih aman daripada rokok konvensional? Silakan tanya kepada dokter terdekat 😊

Lalu bagaimanakah aturan membawa rokok elektronik (vape) dalam penerbangan? Apakah diizinkan?

Berikut beberapa hal yang perlu sobat aviasi wajib ketahui dan patuhi ketika akan bepergian dengan pesawat dan tidak bisa berpisah dengan rokok elektronik alias “vape” :

Rokok elektronik (vape) dapat dibawa penumpang dalam penerbangan, dengan syarat sebagai berikut:
  • Penumpang hanya diijinkan membawa 1 (satu) buah rokok elektronik (vape) dalam penerbangan
  • Rokok elektronik (vape) ditempatkan dalam bagasi kabin atau dalam saku baju/celana … jadi rokok elektronik alias vape hanya boleh dibawa dalam tas yang dibawa masuk ke kabin, mau dipanggul digendong dijinjing atau ditenteng terserah, pokoknya tas yang sobat aviasi bawa sendiri ketika naik pesawat itulah yang dimaksud bagasi kabin… atau dikantongi dalam saku celana atau baju
  • Rokok elektronik (vape) memiliki kapasitas lithium battery maksimal 100 Wh
  • Baterai rokok elektronik (vape) dalam posisi power off, jika rokok elektronik (vape) tidak memiliki tombol power off, maka catridge wajib dilepas dari body rokok elektronik (vape)
  • Cairan isi ulang rokok elektronik (e-liquid) yang dapat dibawa penumpang maksimal 100 ml dan ditempatkan pada botol serta dikemas dalam kantong plastik
  • Apabila rokok elektronik (vape) yang dibawa penumpang tidak memenuhi ketentuan diatas, maka rokok elektronik (vape) dilarang dibawa ke dalam pesawat udara

Selain itu penumpang wajib mengawasi rokok elektronik (vape) yang dibawa, dilarang menggunakan maupun melakukan pengisian ulang (recharge) baterai rokok elektronik (vape) selama penerbangan.

Jika sobat aviasi mulutnya terasa pahit dan tidak tahan ingin merokok, maka merokok dengan rokok elektronik (vape) hanya diizinkan pada area khusus yang disediakan oleh bandar udara (smoking area).

Gimana sobat aviasi, jelaskan? jika kurang jelas silakan isi kolom komentar

Foto oleh:

Sumber:
Surat edaran Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan nomor: SE 12 DJPU Tahun 2024 tentang Ketentuan Rokok Elektrik (vape) yang dibawa penumpang dalam penerbangan [ download sini ]
Category: articles
O
rganisasi Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation Organization/ICAO) telah melakukan Audit Pengawasan Keamanan Penerbangan (Universal Security Audit Programme Continuous Monitoring Approach/(USAP-CMA) pada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.

Kegiatan tersebut tepatnya dilaksanakan pada tangal 24 Juni hingga 5 Juli 2024 lalu, audit dilakukan melalui daftar pertanyaan (Protocol Questions) dan pengawasan operasional di Bandar Udara Soekarno-Hatta Cengkareng dan Bandar Udara Juanda Surabaya.

Tujuan dari audit dan pengawasan ini adalah untuk menilai tingkat kepatuhan terhadap ICAO Annex 17 - Aviation Security dan security related Standards dari ICAO Annex 9 - Facilitation.

Tim ICAO telah mengirimkan hasil Audit Pengawasan Keamanan Penerbangan tersebut dengan nilai Effective Implementation (EI) 88,53%, dan dianggap tidak ada masalah keamanan penerbangan yang signifikan (Significant Security Concern/SSec).

Direktur Jenderal Perhubungan Udara M. Kristi Endah Murni menyatakan bahwa keberhasilan ini menunjukkan bahwa kinerja keamanan penerbangan Indonesia diakui oleh dunia internasional, terutama dalam hal kepatuhan dan implementasi terhadap Standar dan Rekomendasi keamanan penerbangan Internasional.

Kristi menyatakan bahwa pencapaian nilai EI adalah 88,53%, lebih tinggi dari target rata-rata nilai EI Global Aviation Security Plan (GASeP) tahun 2027, yaitu 75%.

Tim ICAO melakukan audit dengan mengajukan 498 pertanyaan (Protocol Questions) yang merupakan alat utama ICAO untuk menilai efektivitas pelaksanaan audit USAP mencakup 9 (sembilan) area:

1. Regulatory Framework and the National Civil Aviation Security System (LEG);
2. ⁠Training of Aviation Security Personnel (TRG);
3. ⁠Quality Control Functions (QCF);
4. ⁠Airport Operations (OPS);
5. ⁠Aircraft and In Flight Security (IFS);
6. ⁠Passenger and Baggage Security (PAX);
7. ⁠Cargo, Catering and Mail Security (CGO);
8. ⁠Response to Acts of Unlawful Interference (AUI);
9. ⁠Security Aspects of Facilitation (FAL).

Pada tahun 2015, ICAO telah melakukan audit yang sama di Indonesia, yakni Universal Security Audit Programme Continous Monitoring Approach (USAP CMA) dan USAP CMA Limited Scope On-Site Audit of Indonesia pada tahun 2017. Penilaian yang diberikan oleh ICAO juga melebihi nilai Effective Implementation Global Aviation Security Plan (GASeP).

Kristi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan pemangku kepentingan lainnya, serta komunitas pengguna transportasi udara di Indonesia yang mendukung dan mematuhi peraturan keamanan penerbangan.

"Saya sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan semua pihak terkait, dengan harapan keamanan penerbangan terus ditingkatkan untuk memastikan bahwa pelayanan penerbangan tetap aman, aman, dan nyaman di masa depan."


Sumber artikel dan gambar:
Category: articles
I
ndustri penerbangan terus mencari cara untuk mengurangi dampak lingkungan dari operasinya. Salah satu inovasi yang sedang mendapat sorotan adalah pengembangan pesawat berbahan bakar hidrogen. Teknologi ini menjanjikan penerbangan yang lebih ramah lingkungan dengan emisi nol karbon.

Beberapa perusahaan penerbangan dan produsen pesawat terkemuka telah mulai berinvestasi dalam teknologi ini. Airbus, misalnya, telah mengumumkan rencana untuk meluncurkan pesawat komersial berbahan bakar hidrogen pertama pada tahun 2035. Sementara itu, start-up seperti ZeroAvia dan Universal Hydrogen juga tengah mengembangkan solusi propulsi hidrogen untuk pesawat yang lebih kecil.

Keuntungan utama dari bahan bakar hidrogen adalah bahwa ia hanya menghasilkan uap air sebagai produk sampingan, tanpa emisi karbon dioksida. Ini bisa menjadi langkah besar dalam mengurangi jejak karbon industri penerbangan, yang saat ini menyumbang sekitar 2% dari emisi karbon global.

Namun, ada beberapa tantangan yang harus diatasi sebelum pesawat berbahan bakar hidrogen bisa menjadi kenyataan dalam skala besar:
  • Infrastruktur, diperlukan investasi besar-besaran untuk mengembangkan infrastruktur produksi, penyimpanan, dan distribusi hidrogen di bandara-bandara.
  • Teknologi penyimpanan, hidrogen membutuhkan volume penyimpanan yang lebih besar dibandingkan bahan bakar jet konvensional, yang bisa mempengaruhi desain pesawat.
  • Biaya, saat ini produksi hidrogen masih relatif mahal dibandingkan bahan bakar fosil.
  • Regulasi, diperlukan peraturan baru untuk menjamin keamanan penggunaan hidrogen dalam penerbangan komersial.

Meskipun begitu, banyak ahli yakin bahwa tantangan-tantangan ini bisa diatasi seiring waktu. Dengan dukungan dari pemerintah, industri, dan investor, pesawat berbahan bakar hidrogen bisa menjadi kenyataan dalam beberapa dekade mendatang.

Perkembangan ini tentu akan diikuti dengan seksama oleh para pemangku kepentingan di industri penerbangan. Jika berhasil, teknologi ini bisa mengubah wajah industri penerbangan secara dramatis, membawa kita satu langkah lebih dekat ke masa depan penerbangan yang lebih berkelanjutan. Meskipun masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan, prospek pesawat berbahan bakar hidrogen memberi harapan baru bagi industri penerbangan dalam upayanya mengurangi dampak lingkungan.


Teknologi Pesawat Berbahan Bakar Hidrogen

Sistem Propulsi
Pesawat berbahan bakar hidrogen menggunakan salah satu dari dua sistem propulsi utama:
Sel Bahan Bakar (Fuel Cells)
  • Mengubah hidrogen menjadi listrik melalui reaksi elektrokimia.
  • Listrik yang dihasilkan menggerakkan motor listrik yang memutar baling-baling atau fan.
  • Lebih efisien, tetapi saat ini lebih cocok untuk pesawat kecil hingga menengah.
Pembakaran Langsung
  • Hidrogen dibakar langsung di dalam mesin turbin gas yang dimodifikasi.
  • Mirip dengan mesin jet konvensional, tetapi dengan bahan bakar yang berbeda.
  • Cocok untuk pesawat yang lebih besar dan penerbangan jarak jauh.

Penyimpanan Hidrogen
Tantangan utama adalah menyimpan hidrogen dalam jumlah yang cukup tanpa menambah berat pesawat secara signifikan
Hidrogen Cair (LH2)
  • Disimpan pada suhu sangat rendah (-253°C).
  • Memiliki densitas energi yang tinggi, tetapi membutuhkan sistem kriogenik yang kompleks.
Hidrogen Terkompresi
  • Disimpan dalam tangki bertekanan tinggi.
  • Lebih sederhana, tetapi memiliki densitas energi yang lebih rendah.

Desain Pesawat
Penggunaan hidrogen akan mempengaruhi desain pesawat
  • Tangki bahan bakar yang lebih besar, mungkin ditempatkan di bagian atas badan pesawat.
  • Perubahan pada struktur sayap untuk mengakomodasi sistem propulsi baru.
  • Modifikasi sistem distribusi bahan bakar dan kelistrikan pesawat.

Keamanan
Aspek keamanan menjadi perhatian utama
  • Pengembangan sensor hidrogen yang sensitif untuk mendeteksi kebocoran.
  • Sistem ventilasi yang ditingkatkan untuk mencegah akumulasi gas hidrogen.
  • Prosedur pengisian bahan bakar dan penanganan yang baru di bandara.

Dampak Lingkungan
Meskipun bebas emisi karbon, pesawat hidrogen tetap memiliki dampak lingkungan
  • Produksi uap air di ketinggian tinggi dapat membentuk awan cirrus, yang berpotensi mempengaruhi iklim.
  • Dampak ini masih diteliti, tetapi diyakini jauh lebih kecil dibandingkan emisi CO2 dari pesawat konvensional.

Tantangan Ekonomi dan Infrastruktur
Implementasi teknologi ini membutuhkan investasi besar
  • Pengembangan fasilitas produksi hidrogen hijau (menggunakan energi terbarukan).
  • Pembangunan infrastruktur distribusi dan penyimpanan di bandara.
  • Pelatihan ulang teknisi dan kru pesawat untuk menangani teknologi baru.

Proyek dan Penelitian Terkini
  • Airbus ZEROe: Mengembangkan tiga konsep pesawat hidrogen, termasuk turbofan, turboprop, dan "blended-wing body".
  • ZeroAvia: Berhasil melakukan penerbangan uji coba pesawat 6-penumpang berbahan bakar hidrogen pada 2020.
  • NASA: Mengembangkan konsep pesawat listrik-hidrogen untuk penerbangan regional.

Timeline dan Prediksi
Para ahli memperkirakan
  • 2025-2030: Uji coba penerbangan pesawat kecil berbahan bakar hidrogen.
  • 2030-2035: Pesawat regional berbahan bakar hidrogen mulai beroperasi.
  • 2035-2040: Pesawat jarak menengah berbahan bakar hidrogen memasuki layanan komersial.
  • 2040-2050: Teknologi menjadi lebih umum, termasuk untuk penerbangan jarak jauh.

Pesawat berbahan bakar hidrogen mewakili perubahan paradigma dalam industri penerbangan. Meskipun tantangannya signifikan, potensinya untuk mengurangi dampak lingkungan penerbangan sangat besar. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, industri, dan lembaga penelitian untuk mewujudkan teknologi ini. Jika berhasil, ini bisa menjadi salah satu langkah terbesar menuju masa depan penerbangan yang berkelanjutan.

Gambar oleh 
Category: articles
D
alam beberapa tahun terakhir, industri penerbangan telah mengalami perubahan signifikan, baik dalam strategi bisnis maupun teknologi. Mari kita telusuri beberapa topik yang paling menarik dan berpengaruh.

Perubahan Strategi Bisnis
Penerbangan telah menjadi salah satu industri yang paling dipengaruhi oleh pandemi COVID-19. Banyak maskapai penerbangan yang harus beradaptasi dengan situasi darurat ini. Strategi bisnis yang sebelumnya berfokus pada pertumbuhan penumpang dan pendapatan, sekarang harus diubah untuk memastikan keamanan dan kenyamanan penumpang.

Pengurangan Kapasitas
Banyak maskapai yang mengurangi kapasitas penerbangan untuk mengurangi risiko penyebaran virus. Ini berarti lebih sedikit pesawat yang beroperasi, tetapi dengan penumpang yang lebih sedikit pula. Strategi ini membantu dalam mengontrol jumlah penumpang dan meminimalkan kontak antar manusia.

Penggunaan Teknologi
Teknologi telah menjadi kunci dalam menghadapi pandemi. Maskapai penerbangan menggunakan aplikasi untuk memantau kesehatan penumpang, melakukan pemeriksaan suhu tubuh, dan memantau pergerakan penumpang. Selain itu, teknologi juga digunakan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan di dalam pesawat.

Pengembangan Teknologi
Teknologi terus berkembang dalam industri penerbangan, membawa banyak inovasi yang menarik. Berikut beberapa contoh yang sedang trending:

Pesawat Elektrik
Pesawat elektrik adalah salah satu teknologi yang sedang dikembangkan. Pesawat ini menggunakan baterai sebagai sumber energi, yang lebih ramah lingkungan dan mengurangi biaya operasional. Meskipun masih dalam tahap pengembangan, pesawat elektrik diharapkan menjadi alternatif yang lebih baik di masa depan.

Sistem Penerbangan Otomatis
Sistem penerbangan otomatis (Autonomous Flight System) sedang dikembangkan untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi. Sistem ini dapat mengoperasikan pesawat tanpa bantuan manusia, memungkinkan untuk melakukan penerbangan yang lebih cepat dan lebih akurat.

Perubahan dalam Layanan Penerbangan
Selain strategi dan teknologi, layanan penerbangan juga mengalami perubahan signifikan. Berikut beberapa contoh:

Layanan Kargo yang Lebih Efisien
Dengan meningkatnya permintaan kargo, maskapai penerbangan harus meningkatkan efisiensi layanan kargo. Teknologi seperti robotik dan sistem logistik yang canggih digunakan untuk mempercepat proses pengiriman barang.

Pengembangan Layanan Penumpang
Layanan penumpang juga mengalami perubahan. Maskapai penerbangan menawarkan layanan yang lebih personal dan fleksibel, seperti pilihan tempat duduk yang lebih luas dan aksesibilitas yang lebih baik untuk penumpang dengan kebutuhan khusus.

Pengaruh Ekonomi
Perubahan dalam industri penerbangan juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Banyak maskapai yang harus beradaptasi dengan situasi ekonomi yang tidak stabil. Strategi bisnis yang lebih fleksibel dan inovatif diperlukan untuk tetap kompetitif.

Pengurangan Biaya Operasional
Maskapai penerbangan harus mengurangi biaya operasional untuk tetap berada di pasar. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi yang lebih efisien, seperti pesawat yang lebih ramah lingkungan dan sistem logistik yang lebih canggih.

Pengembangan Pasar
Pasar penerbangan juga mengalami perubahan. Dengan meningkatnya permintaan akan keamanan dan kenyamanan, maskapai penerbangan harus meningkatkan layanan mereka untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Perubahan strategi bisnis, pengembangan teknologi, dan perubahan dalam layanan penerbangan semuanya membantu meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan efisiensi dalam industri penerbangan.

Gambar 2 oleh oag
Category: articles
I
ndustri penerbangan global sedang berada dalam fase kebangkitan yang menarik setelah terpuruk akibat pandemi COVID-19. Dengan pelonggaran pembatasan perjalanan dan meningkatnya permintaan untuk penerbangan, banyak maskapai yang mulai melakukan ekspansi dan memperkenalkan rute baru. Namun, situasi ini juga membawa tantangan yang signifikan yang perlu diperhatikan oleh para pelaku industri dan penumpang.

Permintaan yang Meningkat
Setelah lebih dari dua tahun pembatasan ketat, banyak orang yang kini merindukan perjalanan. Data terbaru menunjukkan bahwa permintaan penerbangan internasional telah meningkat pesat, terutama ke destinasi wisata populer. Maskapai penerbangan mulai memperkenalkan kembali rute-rute yang sempat ditangguhkan dan menambah kapasitas penerbangan untuk memenuhi kebutuhan ini.

Kenaikan Biaya Operasional
Namun, kebangkitan ini tidak tanpa tantangan. Salah satu isu utama yang dihadapi oleh maskapai adalah kenaikan biaya operasional. Harga bahan bakar yang meningkat, bersama dengan inflasi dan biaya pemeliharaan pesawat yang lebih tinggi, membuat banyak maskapai harus menyesuaikan tarif tiket mereka. Penumpang kini harus bersiap untuk membayar lebih untuk perjalanan mereka, yang mungkin menjadi penghalang bagi sebagian orang untuk kembali bepergian.

Krisis Sumber Daya Manusia
Satu masalah yang semakin mendesak adalah kekurangan tenaga kerja di sektor penerbangan. Banyak maskapai yang mengalami kesulitan dalam merekrut dan mempertahankan karyawan setelah melakukan pemotongan besar-besaran selama pandemi. Ini berdampak pada operasional penerbangan, dengan banyak penerbangan yang dibatalkan atau dijadwalkan ulang karena kekurangan kru. Maskapai kini berusaha keras untuk menarik kembali karyawan yang telah pergi dan melatih tenaga kerja baru.

Keberlanjutan dan Inovasi
Di sisi lain, isu keberlanjutan semakin menjadi sorotan. Banyak maskapai mulai berinvestasi dalam teknologi ramah lingkungan dan mencari cara untuk mengurangi jejak karbon mereka. Dari penggunaan bahan bakar terbarukan hingga pengembangan pesawat yang lebih efisien, inovasi dalam industri penerbangan menjadi kunci untuk menarik penumpang yang semakin peduli dengan isu lingkungan.

Perubahan Kebijakan Perjalanan
Kebijakan perjalanan juga terus berubah, dengan beberapa negara yang memperketat atau melonggarkan aturan masuk. Penumpang harus tetap waspada terhadap persyaratan dokumen, vaksinasi, dan tes COVID-19 yang mungkin diperlukan saat bepergian. Hal ini menjadi perhatian bagi banyak orang yang merencanakan perjalanan, dan maskapai perlu memberikan informasi yang jelas dan akurat kepada penumpang.

Dengan kebangkitan industri penerbangan, ada banyak peluang untuk pertumbuhan, tetapi tantangan yang ada tidak boleh diabaikan. Penumpang, maskapai, dan pemangku kepentingan lainnya perlu beradaptasi dengan cepat untuk menghadapi perubahan ini.

Gambar 2 oleh mckinsey
Category: articles
Untuk penerbitan kirimkan artikel, jurnal, opini maupun karya tulis sobat aviasi ke xpapjo@gmail.com
wa