Kronologi Singkat Insiden


    Penerbangan: Air India Flight AI171, menggunakan Boeing 787‑8 Dreamliner (registrasi VT‑ANB), lepas landas dari Ahmedabad menuju London Gatwick pada pukul 13:38 IST (08:08 UTC) 12 Juni 2025. (people) (wikipedia)

    Penumpang dan kru: 230 penumpang dan 12 awak, total 242 orang – terdiri dari 169 warga India, 53 warga Inggris, tujuh warga Portugal, dan satu warga Kanada. (people)

    Kecepatan dan Ketinggian: Hanya beberapa detik setelah lepas landas, sinyal pesawat hilang pada ketinggian sekitar 160 m dan kecepatan vertikal -475 fpm .

    Lokasi jatuh: Pesawat menabrak gedung asrama B. J. Medical College di Meghaninagar, sebuah kawasan pemukiman hanya 1,4 km dari runway.(wikipedia)


    Korban dan Kondisi di Lokasi

    Jumlah total korban jiwa mencapai 241 orang di dalam pesawat dan 28 jiwa di darat, serta 60+ orang luka‑luka. (wikipedia)

    Satu penumpang selamat: Seorang warga Inggris‑India bernama Vishwash Kumar Ramesh, duduk di kursi 11A, berhasil melarikan diri dan sekarang dirawat di rumah sakit.

    Korban tewas di darat termasuk mahasiswa kedokteran yang sedang makan siang, dengan kondisi luka bakar parah dan banyak korban tertimbun reruntuhan .


    Respons dan Usaha Pertolongan

    Tim penyelamat: Lima tim pemadam kebakaran dan puluhan ambulan segera dikerahkan; penyisiran lokasi berlangsung oleh tentara India dan tim forensik untuk mengidentifikasi korban .

    Pejabat tinggi: PM Narendra Modi dan Menteri Penerbangan Ram Mohan Naidu Kinjarapu serta Menteri Dalam Negeri Amit Shah langsung turun ke lokasi insiden untuk mengarahkan evakuasi dan penyelidikan. (cbs)   

    Pesawat dan Sejarah Operasional

    Pesawat VT‑ANB sudah beroperasi sejak 2013, dan terakhir terlihat beroperasi dalam rute Melbourne–Delhi beberapa hari sebelum kecelakaan. (news

    Ini merupakan kecelakaan fatal pertama yang melibatkan Boeing 787 Dreamliner sejak digunakan secara komersial sejak 2011. (washingtonpost)

    Penyebab Potensial dan Penyelidikan

    Hipotesis awal: Dugaan ada kegagalan engine dan/atau masalah flap saat lepas landas – flap dan gear tampak belum sesuai dengan profil naik-tipikal, menurut rekaman dan analis seperti Ahmed Busnaina. (northeastern

    Kotak hitam: Satu dari dua black box telah diangkat dari lokasi, dan tim dari AAIB (India), NTSB (AS), dan UK AAIB sudah berada di lokasi untuk membantu analisis.

    Grounding potensial: Pemerintah India sedang mempertimbangkan penarikan sementara semua Boeing 787 Air India untuk pemeriksaan perawatan menyeluruh.(reuters)


    Gambar : 
    Category: articles
    Pengertian National Logistics Ecosystem (NLE)

    National Logistics Ecosystem (NLE) adalah sebuah platform digital holistik yang dirancang untuk menyederhanakan, mengintegrasikan, dan mempercepat seluruh tahapan logistik di Indonesia — mulai dari kedatangan kendaraan pengangkut (kapal, kontainer, kargo udara) hingga distribusi akhir ke gudang atau pabrik.(beacukai)

    National Logistics Ecosystem (NLE) merupakan sistem terpadu yang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia untuk mengintegrasikan seluruh proses logistik mulai dari hulu hingga hilir secara digital dan efisien. NLE bertujuan menyederhanakan proses bisnis logistik, menghilangkan duplikasi, mempercepat arus barang, dan menurunkan biaya logistik nasional yang selama ini masih relatif tinggi, yaitu sekitar 23,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB), dengan target penurunan menjadi sekitar 17% PDB. (thestar)

    Sistem ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk kementerian/lembaga terkait seperti Kementerian Perhubungan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan (Bea Cukai), serta pelaku usaha logistik dan perdagangan. Dengan NLE, proses perizinan, pengiriman, pemeriksaan dokumen, dan pengelolaan logistik dilakukan secara terintegrasi dan digital, sehingga mempercepat dan mempermudah arus barang di seluruh wilayah Indonesia.

    Secara lebih khusus, NLE menyelaraskan arus barang (flow of goods) dan alur dokumen (flow of documents) melalui kolaborasi intensif antara lembaga pemerintah (Customs, Karantina, Perhubungan, dll) dan sektor swasta (logistik, transport, pergudangan). Sistem ini membasmi duplikasi, mempercepat proses administrasi, dan mengandalkan teknologi informasi modern seperti sistem Single Submission (SSm), single billing, serta digital tracking & trace. (beacukai)


    Empat Pilar NLE


    1. Simplifikasi Proses Bisnis: Dokumen pengangkutan, perizinan, bea cukai, karantina, dan lainnya cukup disubmit satu kali melalui INSW (Indonesia National Single Window), tidak perlu bolak-balik ke instansi terkait. (ekon) (mag)
    2. Kolaborasi Platform Logistik: Integrasi antara penyedia layanan logistik: transportasi, gudang, shipping line. Ada fasilitas bidding, cost calculator, akses pembiayaan perdagangan, serta sistem national track & trace secara real-time. (media keuangan)
    3. Simplifikasi Pembayaran: Semua biaya terkait kedatangan/pemberangkatan kapal atau pesawat dapat dibayar sekali melalui sistem single billing — jauh lebih efisien.
    4. Penataan Tata-Ruang di Terminal & Pelabuhan: Pembagian zonasi operasional di terminal kontainer, modernisasi “autogate” berbasis QR, serta integrasi jalur rel kereta dengan pelabuhan demi kelancaran distribusi. (kompas)


    Fungsi National Logistics Ecosystem (NLE)

    • Menyederhanakan proses logistik dengan mengintegrasikan berbagai sistem dan layanan yang sebelumnya terpisah dan berbelit-belit.
    • Meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam pengelolaan logistik nasional.
    • Mempercepat arus barang dan dokumen melalui digitalisasi dan otomatisasi proses.
    • Mengurangi biaya logistik yang selama ini menjadi salah satu kendala utama daya saing produk Indonesia di pasar domestik dan internasional.
    • Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam rantai pasok dan perdagangan.
    • Mendukung pengembangan infrastruktur logistik dan konektivitas antar wilayah (spl)

    Manfaat National Logistics Ecosystem (NLE)

    • Pengurangan biaya logistik secara signifikan, diperkirakan dapat menghemat hingga Rp402 miliar per tahun melalui efisiensi proses seperti pengeluaran surat jalan dan dokumen kontainer yang kini dapat diakses secara online selama 24 jam.
    • Penghematan waktu hingga 91% dalam proses pengurusan dokumen dan pengiriman barang, yang sebelumnya memakan waktu lama karena prosedur manual dan jam kerja terbatas.
    • Peningkatan kapasitas dan kualitas layanan pelabuhan, misalnya pelabuhan di Jakarta International Container Terminal (JICT) yang mampu melayani kapal peti kemas besar berkapasitas 16.000 TEUs, menunjukkan kesiapan infrastruktur yang mendukung NLE.
    • Meningkatkan daya saing produk nasional dengan mempercepat distribusi dan menurunkan biaya logistik.
    • Mempermudah akses dan koordinasi antar stakeholder dalam rantai pasok, termasuk pelaku usaha, pemerintah, dan lembaga terkait.

    Cara Kerja National Logistics Ecosystem (NLE)

    • NLE bekerja dengan mengintegrasikan berbagai proses logistik melalui platform digital yang terhubung antarinstansi dan pelaku usaha, meliputi:Sistem pengajuan dan penerbitan dokumen secara online, seperti surat jalan, surat muat, dan izin ekspor-impor yang sebelumnya harus dilakukan secara manual dan terpisah di berbagai instansi.
    • Integrasi data dan informasi antar kementerian/lembaga, sehingga mempercepat proses pemeriksaan dan pengawasan barang.
    • Digitalisasi proses pemeriksaan di pelabuhan dan terminal, yang mengurangi waktu tunggu kapal dan bongkar muat.
    • Koordinasi lintas sektor untuk sinkronisasi regulasi dan kebijakan, menghilangkan tumpang tindih dan hambatan birokrasi yang selama ini menjadi kendala utama.
    • Penggunaan teknologi informasi untuk monitoring arus barang secara real-time, sehingga memudahkan pengambilan keputusan dan penanganan masalah secara cepat.

    Kendala dalam Penerapan National Logistics Ecosystem (NLE)
    Meskipun NLE telah menunjukkan perkembangan positif, terdapat beberapa kendala yang masih harus diatasi, antara lain:
    • Kendala regulasi dan sinkronisasi kebijakan antar kementerian/lembaga yang belum sepenuhnya selaras dengan tujuan NLE, sehingga masih ada hambatan birokrasi dan prosedur yang rumit.
    • Infrastruktur logistik yang belum merata dan kurang memadai di beberapa wilayah, terutama daerah terpencil dan kepulauan, yang menghambat konektivitas dan distribusi barang.
    • Adopsi teknologi dan digitalisasi yang belum merata di kalangan pelaku usaha, terutama UMKM dan perusahaan kecil menengah yang masih terbatas akses dan kemampuan digitalnya.
    • Koordinasi antar stakeholder yang kompleks, mengingat banyaknya pihak yang terlibat dalam rantai pasok nasional.
    • Kebutuhan peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang mampu mengelola dan mengoperasikan sistem digital NLE secara optimal.

    Terobosan yang Perlu Diambil
    Untuk mengatasi kendala tersebut dan memaksimalkan manfaat NLE, beberapa terobosan yang perlu dilakukan adalah:
    • Percepatan harmonisasi regulasi dan kebijakan lintas kementerian/lembaga agar proses logistik menjadi lebih lancar dan tidak terhambat birokrasi.
    • Pengembangan dan pemerataan infrastruktur logistik, khususnya transportasi dan pelabuhan di wilayah luar Jawa dan daerah kepulauan, untuk memperkuat konektivitas nasional.
    • Peningkatan kapasitas dan literasi digital pelaku usaha, termasuk UMKM, agar mereka dapat memanfaatkan platform NLE secara optimal dalam kegiatan bisnisnya.
    • Penguatan kolaborasi dan sinergi antar stakeholder, baik pemerintah, swasta, dan asosiasi usaha untuk mendukung implementasi NLE secara berkelanjutan.
    • Pemanfaatan teknologi terkini seperti big data, AI, dan IoT untuk meningkatkan monitoring, prediksi kebutuhan logistik, dan efisiensi operasional.
    • Peningkatan transparansi dan akuntabilitas sistem untuk mencegah praktik korupsi dan penyalahgunaan dalam rantai pasok.

    Contoh Nyata Penerapan NLE di Indonesia

    • Pelabuhan Tanjung Priok, Perak, Belawan, Makassar, dan lainnya: sudah integrasi layanan SSm QC, SSm Pengangkut, dan layanan perizinan lainnya
    • Bandara Soekarno-Hatta, Ngurah Rai, Juanda, Kualanamu, Sultan Hasanuddin, Hang Nadim: sukses menekan waktu dan biaya pemeriksaan kargo, meningkatkan keamanan dan efisiensi. (customspedia)
    • Cikarang Dry Port: mendemonstrasikan dry-port yang diintegrasikan melalui NLE, menunjang percepatan clearance dan meminimalkan kemacetan.
    • Pelindo (PT Pelabuhan Indonesia): penggabungan induk BUMN ke dalam NLE meningkatkan konektivitas infrastruktur maritim nasional.

    National Logistics Ecosystem (NLE) merupakan langkah strategis pemerintah Indonesia untuk mereformasi sistem logistik nasional dengan pendekatan digital dan integratif. Dengan NLE, diharapkan biaya logistik dapat ditekan, waktu pengiriman dipercepat, dan daya saing produk nasional meningkat. Meskipun masih menghadapi berbagai kendala, terobosan dalam regulasi, infrastruktur, digitalisasi pelaku usaha, dan kolaborasi multisektor menjadi kunci keberhasilan implementasi NLE ke depan. Sebagai pelaku usaha dan pengamat, saya melihat NLE sebagai fondasi penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih efisien dan kompetitif di era globalisasi.


    Gambar oleh:
    Category: articles
    Dengan ancaman terhadap penerbangan yang terus berkembang, TSA berfokus pada pengembangan teknologi keamanan mutakhir generasi berikutnya. Seiring dengan upaya TSA untuk terus meningkatkan standar keamanan penerbangan, TSA berkomitmen untuk mendapatkan teknologi terbaik guna meningkatkan keamanan dan meningkatkan pengalaman penumpang.

    Jalur Penyaringan Otomatis (ASLs)

    Jalur Pemeriksaan Otomatis adalah teknologi pada tempat pemeriksaan keamanan yang mutakhir guna meningkatkan efisiensi keamanan sekaligus mengurangi waktu yang dihabiskan oleh para penumpang selama proses pemeriksaan keamanan. Jalur ini saat ini sudah terdapat di bandara-bandara seperti di New York, Los Angeles, Las Vegas, Dallas, Chicago, Minneapolis, Miami, Houston, Newark, Seattle, dan Atlanta.





    Tomografi Terkomputasi

    Tomografi terkomputasi (computed tomography/CT), awalnya dikenal sebagai computed axial tomography (CAT), adalah sebuah metode penggambaran medis menggunakan tomografi di mana pemrosesan geometri digunakan untuk menghasilkan sebuah gambar tiga dimensi bagian dalam sebuah objek dari satu seri besar gambar sinar-X dua dimensi diambil dalam satu putaran "axis".

    Kata tomografi berasal dari bahasa Yunani tomos (potongan) dan graphia (penggambaran). CT menghasilkan satu seria gambar axial yang dapat dimanipulasi, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai "windowin", untuk menghasilkan gambar dalam bidang yang berbeda.

    Apa itu CT?

    CT adalah peralatan pemindaian sinar X di tempat pemeriksaan keamanan penerbangan terbaru untuk meningkatkan kemampuan deteksi ancaman untuk bagasi kabin. Teknologi ini mirip dengan teknologi CT yang digunakan di bidang medis dan penelitian menunjukkan bahwa CT adalah teknologi paling penting yang tersedia saat ini untuk tempat pemeriksaan keamanan penerbangan bandara.

    Teknologi pemeriksaan TSA saat ini untuk tas jinjing menggunakan gambar 2-D. Teknologi CT menerapkan algoritme canggih untuk mendeteksi bahan peledak dan ancaman lainnya dengan membuat gambar 3-D yang dapat dilihat dan diputar 360 derajat untuk analisis menyeluruh.

    Jika sebuah tas memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, petugas TSA akan memeriksanya untuk memastikan tidak ada barang terlarang di dalamnya.

    Keunggulan CT

    Teknologi CT memberikan peningkatan deteksi terhadap barang-barang yang mengancam. Seperti teknologi CT yang sudah ada yang digunakan untuk bagasi terdaftar, mesin ini membuat gambaran yang jelas tentang isi tas sehingga komputer dapat secara otomatis mendeteksi bahan peledak, termasuk cairan.

    Di masa depan, tujuannya adalah untuk menjaga laptop dan cairan 3-1-1 di dalam tas selama pemeriksaan di tempat pemeriksaan keamanan penerbangan. Di bawah prosedur pemeriksaan saat ini untuk teknologi ini, laptop diizinkan untuk tetap berada di dalam tas untuk pemeriksaan.


    Sumber: TSA (Tanggal akses 10 Juni 2025. jam 13.38 WITA)
    Gambar oleh: El gringo dan Hilmi Işılak

    Category: articles
    Industri penerbangan global terus bertransformasi dengan cepat di tahun 2025. Dari ekspansi rute internasional hingga inovasi teknologi dan kebijakan pemerintah yang mendukung, dunia penerbangan menghadirkan berita menarik yang layak untuk disimak. Berikut adalah rangkuman update terbaru.

    Ekspansi Rute Internasional: AirAsia dan Etihad Airways

    AirAsia: Menambah Rute Internasional
    Indonesia AirAsia berencana menambah rute internasional baru pada tahun 2025. Rute yang akan dibuka antara lain Jakarta - Darwin yang mulai beroperasi pada 22 Maret 2025, serta rencana ekspansi ke Australia dan India. Selain itu, AirAsia juga akan menambah armada pesawat hingga mencapai 30 unit untuk mendukung ekspansi ini. (ANTARA News; Bisnis.com)

    Etihad Airways: Penerbangan Harian ke Bali
    Etihad Airways akan meningkatkan frekuensi penerbangan ke Bali mulai April 2025. Setelah sebelumnya hanya empat kali seminggu, penerbangan ke Bali akan dilayani setiap hari, sementara penerbangan ke Jakarta akan menjadi dua kali sehari. Maskapai asal Uni Emirat Arab ini juga berencana membuka rute baru ke Medan pada Oktober 2025. (detikcom)

    Kebijakan Pemerintah: Penurunan Harga Tiket Pesawat

    Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan telah menetapkan kebijakan penurunan harga tiket pesawat domestik kelas ekonomi sebesar 13 hingga 14 persen selama masa Angkutan Lebaran 2025. Kebijakan ini berlaku untuk penerbangan dari 24 Mret hingga 7 April 2025, dengan periode pembelian tiket dari 1 Maret hingga 7 April 2025. Langkah ini diambil untuk meringankan beban masyarakat yang ingin merayakan Idul Fitri di kampung halaman. (kemenhub)

    Garuda Indonesia: Penambahan Armada Pesawat

    Garuda Indonesia berencana menambah 20 pesawat baru sepanjang tahun 2025 untuk mengakomodir permintaan penumpang. Sebagian besar pesawat baru ini akan didominasi oleh pesawat buatan Boeing, dengan komposisi sekitar 15-16 pesawat dari Boeing dan sisanya dari Airbus. Penambahan armada ini mencakup pesawat berjenis wide body dan narrow body.(Ulasan; Bisnis; ANTARA News)

    Tren Global: Inovasi dan Teknologi dalam Penerbangan

    Teknologi Ramah Lingkungan

    Maskapai penerbangan semakin fokus pada teknologi ramah lingkungan untuk mengurangi jejak karbon. Penggunaan pesawat dengan efisiensi bahan bakar yang lebih tinggi dan pengembangan bahan bakar alternatif menjadi prioritas utama. Inovasi ini tidak hanya mendukung keberlanjutan lingkungan tetapi juga mengurangi biaya operasional maskapai.

    Digitalisasi Layanan Pelanggan
    Digitalisasi layanan pelanggan semakin berkembang dengan penerapan teknologi seperti aplikasi mobile untuk check-in, pemantauan status penerbangan, dan layanan pelanggan berbasis AI. Hal ini memudahkan penumpang dalam merencanakan perjalanan dan meningkatkan pengalaman mereka selama di bandara dan dalam penerbangan.

    Prediksi Tren Penerbangan 2025
    • Peningkatan Permintaan Perjalanan Bisnis: Dengan membaiknya kondisi ekonomi global, permintaan untuk perjalanan bisnis diperkirakan akan meningkat, mendorong maskapai untuk menambah frekuensi penerbangan ke kota-kota bisnis utama.
    • Fokus pada Keamanan dan Kesehatan: Maskapai dan bandara akan terus memperkuat protokol kesehatan dan keselamatan untuk memastikan kenyamanan penumpang, termasuk peningkatan sistem penyaringan udara dan kebersihan fasilitas.
    • Pengembangan Infrastruktur Bandara: Untuk mengakomodir lonjakan jumlah penumpang, banyak bandara di seluruh dunia sedang dalam tahap ekspansi dan modernisasi, termasuk peningkatan kapasitas terminal dan fasilitas penunjang lainnya.

    Tahun 2025 menjadi tahun yang penuh dinamika bagi industri penerbangan. Dari ekspansi rute internasional oleh maskapai besar hingga kebijakan pemerintah yang mendukung masyarakat, sektor ini menunjukkan pemulihan dan pertumbuhan yang signifikan. Teknologi dan inovasi menjadi kunci dalam menghadapi tantangan dan memenuhi harapan penumpang. Bagi Anda yang merencanakan perjalanan, tetap update dengan informasi terbaru untuk mendapatkan pengalaman terbaik dalam setiap penerbangan.


    Foto oleh:
    Category: articles
    Kenikmatan merokok, terutama bagi mereka yang sudah menjadi perokok sering dikaitkan dengan efek rasa nyaman, senang atau meningkatkan energi karena pengaruh nikotin. Meskipun efeknya bersifat sementara, bagi beberapa orang, merokok dapat menjadi cara untuk meredakan stres atau memberikan rasa penghiburan.

    Efek positif seperti rasa senang, puas, dan energi yang meningkat akibat merokok hanya bersifat sementara. Setelah nikotin dalam darah berkurang, efek-efek ini juga akan hilang, dan perokok mungkin kembali merasa tidak nyaman, sehingga mendorong mereka untuk merokok lagi (sumber: halodoc.com).

    Saat ini telah bermunculan beragam rokok elektronik atau biasa disebut vape. Banyak yang menganggap rokok elektronik (vape) sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok konvensional.

    Apakah rokok elektronik (vape) lebih aman daripada rokok konvensional? Silakan tanya kepada dokter terdekat 😊

    Lalu bagaimanakah aturan membawa rokok elektronik (vape) dalam penerbangan? Apakah diizinkan?

    Berikut beberapa hal yang perlu sobat aviasi wajib ketahui dan patuhi ketika akan bepergian dengan pesawat dan tidak bisa berpisah dengan rokok elektronik alias “vape” :

    Rokok elektronik (vape) dapat dibawa penumpang dalam penerbangan, dengan syarat sebagai berikut:
    • Penumpang hanya diijinkan membawa 1 (satu) buah rokok elektronik (vape) dalam penerbangan
    • Rokok elektronik (vape) ditempatkan dalam bagasi kabin atau dalam saku baju/celana … jadi rokok elektronik alias vape hanya boleh dibawa dalam tas yang dibawa masuk ke kabin, mau dipanggul digendong dijinjing atau ditenteng terserah, pokoknya tas yang sobat aviasi bawa sendiri ketika naik pesawat itulah yang dimaksud bagasi kabin… atau dikantongi dalam saku celana atau baju
    • Rokok elektronik (vape) memiliki kapasitas lithium battery maksimal 100 Wh
    • Baterai rokok elektronik (vape) dalam posisi power off, jika rokok elektronik (vape) tidak memiliki tombol power off, maka catridge wajib dilepas dari body rokok elektronik (vape)
    • Cairan isi ulang rokok elektronik (e-liquid) yang dapat dibawa penumpang maksimal 100 ml dan ditempatkan pada botol serta dikemas dalam kantong plastik
    • Apabila rokok elektronik (vape) yang dibawa penumpang tidak memenuhi ketentuan diatas, maka rokok elektronik (vape) dilarang dibawa ke dalam pesawat udara

    Selain itu penumpang wajib mengawasi rokok elektronik (vape) yang dibawa, dilarang menggunakan maupun melakukan pengisian ulang (recharge) baterai rokok elektronik (vape) selama penerbangan.

    Jika sobat aviasi mulutnya terasa pahit dan tidak tahan ingin merokok, maka merokok dengan rokok elektronik (vape) hanya diizinkan pada area khusus yang disediakan oleh bandar udara (smoking area).

    Gimana sobat aviasi, jelaskan? jika kurang jelas silakan isi kolom komentar

    Foto oleh:

    Sumber:
    Surat edaran Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan nomor: SE 12 DJPU Tahun 2024 tentang Ketentuan Rokok Elektronik (vape) yang dibawa penumpang dalam penerbangan [ download sini ]
    Category: articles
    O
    rganisasi Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation Organization/ICAO) telah melakukan Audit Pengawasan Keamanan Penerbangan (Universal Security Audit Programme Continuous Monitoring Approach/(USAP-CMA) pada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.

    Kegiatan tersebut tepatnya dilaksanakan pada tangal 24 Juni hingga 5 Juli 2024 lalu, audit dilakukan melalui daftar pertanyaan (Protocol Questions) dan pengawasan operasional di Bandar Udara Soekarno-Hatta Cengkareng dan Bandar Udara Juanda Surabaya.

    Tujuan dari audit dan pengawasan ini adalah untuk menilai tingkat kepatuhan terhadap ICAO Annex 17 - Aviation Security dan security related Standards dari ICAO Annex 9 - Facilitation.

    Tim ICAO telah mengirimkan hasil Audit Pengawasan Keamanan Penerbangan tersebut dengan nilai Effective Implementation (EI) 88,53%, dan dianggap tidak ada masalah keamanan penerbangan yang signifikan (Significant Security Concern/SSec).

    Direktur Jenderal Perhubungan Udara M. Kristi Endah Murni menyatakan bahwa keberhasilan ini menunjukkan bahwa kinerja keamanan penerbangan Indonesia diakui oleh dunia internasional, terutama dalam hal kepatuhan dan implementasi terhadap Standar dan Rekomendasi keamanan penerbangan Internasional.

    Kristi menyatakan bahwa pencapaian nilai EI adalah 88,53%, lebih tinggi dari target rata-rata nilai EI Global Aviation Security Plan (GASeP) tahun 2027, yaitu 75%.

    Tim ICAO melakukan audit dengan mengajukan 498 pertanyaan (Protocol Questions) yang merupakan alat utama ICAO untuk menilai efektivitas pelaksanaan audit USAP mencakup 9 (sembilan) area:

    1. Regulatory Framework and the National Civil Aviation Security System (LEG);
    2. ⁠Training of Aviation Security Personnel (TRG);
    3. ⁠Quality Control Functions (QCF);
    4. ⁠Airport Operations (OPS);
    5. ⁠Aircraft and In Flight Security (IFS);
    6. ⁠Passenger and Baggage Security (PAX);
    7. ⁠Cargo, Catering and Mail Security (CGO);
    8. ⁠Response to Acts of Unlawful Interference (AUI);
    9. ⁠Security Aspects of Facilitation (FAL).

    Pada tahun 2015, ICAO telah melakukan audit yang sama di Indonesia, yakni Universal Security Audit Programme Continous Monitoring Approach (USAP CMA) dan USAP CMA Limited Scope On-Site Audit of Indonesia pada tahun 2017. Penilaian yang diberikan oleh ICAO juga melebihi nilai Effective Implementation Global Aviation Security Plan (GASeP).

    Kristi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan pemangku kepentingan lainnya, serta komunitas pengguna transportasi udara di Indonesia yang mendukung dan mematuhi peraturan keamanan penerbangan.

    "Saya sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan semua pihak terkait, dengan harapan keamanan penerbangan terus ditingkatkan untuk memastikan bahwa pelayanan penerbangan tetap aman, aman, dan nyaman di masa depan."


    Sumber artikel dan gambar:
    Category: articles

    Penerbangan adalah salah satu pencapaian terbesar umat manusia. Dari pertama kalinya saudara Wright berhasil menerbangkan pesawat terbang pada tahun 1903, hingga pesawat supersonik dan penerbangan luar angkasa yang kita saksikan sekarang, dunia penerbangan terus berkembang dan membawa kita ke tempat-tempat yang sebelumnya hanya bisa kita impikan. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa aspek menarik dari dunia penerbangan, mulai dari teknologi mutakhir hingga tantangan yang dihadapi industri ini.

    Sejarah Singkat Penerbangan

    Sebelum kita melompat jauh ke dalam dunia modern penerbangan, mari kita lihat sekilas sejarahnya. Sejak zaman kuno, manusia telah mencoba untuk terbang. Dari mitos Icarus hingga penggunaan balon udara panas di abad ke-18, keinginan untuk terbang telah menjadi bagian dari budaya manusia. Namun, pencapaian nyata dimulai dengan Wright bersaudara yang menciptakan pesawat pertama yang bisa terbang, yaitu Wright Flyer.

    Setelah itu, penerbangan berkembang pesat. Pada tahun 1914, penerbangan komersial pertama dimulai, menghubungkan kota St. Petersburg dan Tampa di Florida. Sejak saat itu, industri penerbangan terus tumbuh, dengan pesawat yang semakin canggih dan rute penerbangan yang semakin banyak.

    Teknologi Penerbangan Terkini

    Salah satu hal paling menarik tentang dunia penerbangan adalah kemajuan teknologi yang terus menerus. Pesawat modern kini dilengkapi dengan berbagai inovasi yang membuat perjalanan udara lebih aman dan efisien. Berikut adalah beberapa teknologi terkini yang patut diperhatikan:
    • Avionik Modern: Sistem avionik yang canggih membantu pilot untuk mengendalikan pesawat dengan lebih baik. Dengan sistem navigasi satelit dan autopilot, penerbangan menjadi lebih akurat dan mengurangi beban kerja pilot.
    • Pesawat Ramah Lingkungan: Dengan meningkatnya kesadaran akan perubahan iklim, banyak perusahaan penerbangan mulai berinvestasi dalam teknologi ramah lingkungan. Misalnya, pesawat seperti Boeing 787 Dreamliner dan Airbus A350 dirancang untuk mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi karbon.
    • Penerbangan Supersonik: Setelah era Concorde berakhir, kini ada rencana untuk mengembangkan pesawat supersonik baru yang akan memungkinkan kita untuk terbang dengan kecepatan lebih dari dua kali lipat kecepatan suara. Ini bisa merevolusi perjalanan udara internasional, mengurangi waktu perjalanan secara drastis.

    Pengalaman Terbang yang Berbeda

    Salah satu hal yang paling menarik tentang dunia penerbangan adalah pengalaman yang ditawarkan kepada penumpang. Setiap maskapai penerbangan memiliki cara unik untuk membuat perjalanan menjadi lebih menyenangkan. Dari layanan makanan yang lezat hingga hiburan dalam penerbangan yang canggih, berikut adalah beberapa pengalaman terbang yang patut dicoba:

    • Kelas Satu vs. Ekonomi: Kelas satu menawarkan pengalaman yang sangat mewah dengan kursi yang dapat direbahkan sepenuhnya, layanan makanan gourmet, dan akses ke lounge bandara. Di sisi lain, kelas ekonomi menawarkan pengalaman yang lebih sederhana, tetapi tetap nyaman.
    • Maskapai Penerbangan Unik: Beberapa maskapai penerbangan menghadirkan konsep unik, seperti Qatar Airways yang terkenal dengan layanan bintang lima atau Emirates yang menawarkan pesawat dengan bar dan shower di dalamnya.
    • Penerbangan dengan Pemandangan Menakjubkan: Beberapa rute penerbangan menawarkan pemandangan yang luar biasa, seperti penerbangan dari Cape Town ke Mauritius yang melintasi Samudera Hindia atau penerbangan dari San Francisco ke Hawaii yang melewati pulau-pulau tropis.

    Tantangan dalam Industri Penerbangan

    Meski dunia penerbangan penuh dengan keajaiban, tidak bisa dipungkiri bahwa industri ini juga menghadapi berbagai tantangan. Beberapa masalah yang paling mendesak termasuk:
    • Dampak Lingkungan: Penerbangan menyumbang hampir 2-3% dari total emisi karbon global. Dengan meningkatnya perhatian terhadap perubahan iklim, industri penerbangan harus mencari cara untuk mengurangi jejak karbonnya.
    • Keselamatan Penerbangan: Meskipun penerbangan adalah salah satu mode transportasi teraman, insiden seperti kecelakaan pesawat masih terjadi. Keselamatan tetap menjadi prioritas utama bagi seluruh industri.
    • Pandemi dan Pemulihan: Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak besar pada industri penerbangan, menyebabkan penurunan jumlah penumpang dan kebangkrutan beberapa maskapai. Pemulihan industri ini menjadi tantangan tersendiri yang harus dihadapi.

    Masa Depan Penerbangan

    Apa yang bisa kita harapkan dari masa depan dunia penerbangan? Beberapa tren yang mungkin muncul adalah:
    • Penerbangan Listrik: Dengan kemajuan dalam teknologi baterai, penerbangan listrik menjadi semakin mungkin. Beberapa perusahaan sedang mengembangkan pesawat listrik kecil untuk rute pendek, yang dapat mengurangi emisi dan biaya bahan bakar.
    • Penerbangan Otonom: Meskipun masih dalam tahap pengembangan, konsep penerbangan otonom (pesawat tanpa pilot) bisa menjadi kenyataan dalam beberapa dekade mendatang. Ini dapat mengurangi biaya operasional dan meningkatkan keselamatan.
    • Inovasi dalam Keamanan: Teknologi pemindai yang lebih baik dan sistem keamanan yang canggih akan terus dikembangkan untuk memastikan keselamatan penumpang dan mencegah ancaman.


    you
    Category: articles
    I
    ndustri penerbangan terus mencari cara untuk mengurangi dampak lingkungan dari operasinya. Salah satu inovasi yang sedang mendapat sorotan adalah pengembangan pesawat berbahan bakar hidrogen. Teknologi ini menjanjikan penerbangan yang lebih ramah lingkungan dengan emisi nol karbon.

    Beberapa perusahaan penerbangan dan produsen pesawat terkemuka telah mulai berinvestasi dalam teknologi ini. Airbus, misalnya, telah mengumumkan rencana untuk meluncurkan pesawat komersial berbahan bakar hidrogen pertama pada tahun 2035. Sementara itu, start-up seperti ZeroAvia dan Universal Hydrogen juga tengah mengembangkan solusi propulsi hidrogen untuk pesawat yang lebih kecil.

    Keuntungan utama dari bahan bakar hidrogen adalah bahwa ia hanya menghasilkan uap air sebagai produk sampingan, tanpa emisi karbon dioksida. Ini bisa menjadi langkah besar dalam mengurangi jejak karbon industri penerbangan, yang saat ini menyumbang sekitar 2% dari emisi karbon global.

    Namun, ada beberapa tantangan yang harus diatasi sebelum pesawat berbahan bakar hidrogen bisa menjadi kenyataan dalam skala besar:
    • Infrastruktur, diperlukan investasi besar-besaran untuk mengembangkan infrastruktur produksi, penyimpanan, dan distribusi hidrogen di bandara-bandara.
    • Teknologi penyimpanan, hidrogen membutuhkan volume penyimpanan yang lebih besar dibandingkan bahan bakar jet konvensional, yang bisa mempengaruhi desain pesawat.
    • Biaya, saat ini produksi hidrogen masih relatif mahal dibandingkan bahan bakar fosil.
    • Regulasi, diperlukan peraturan baru untuk menjamin keamanan penggunaan hidrogen dalam penerbangan komersial.

    Meskipun begitu, banyak ahli yakin bahwa tantangan-tantangan ini bisa diatasi seiring waktu. Dengan dukungan dari pemerintah, industri, dan investor, pesawat berbahan bakar hidrogen bisa menjadi kenyataan dalam beberapa dekade mendatang.

    Perkembangan ini tentu akan diikuti dengan seksama oleh para pemangku kepentingan di industri penerbangan. Jika berhasil, teknologi ini bisa mengubah wajah industri penerbangan secara dramatis, membawa kita satu langkah lebih dekat ke masa depan penerbangan yang lebih berkelanjutan. Meskipun masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan, prospek pesawat berbahan bakar hidrogen memberi harapan baru bagi industri penerbangan dalam upayanya mengurangi dampak lingkungan.


    Teknologi Pesawat Berbahan Bakar Hidrogen

    Sistem Propulsi
    Pesawat berbahan bakar hidrogen menggunakan salah satu dari dua sistem propulsi utama:
    Sel Bahan Bakar (Fuel Cells)
    • Mengubah hidrogen menjadi listrik melalui reaksi elektrokimia.
    • Listrik yang dihasilkan menggerakkan motor listrik yang memutar baling-baling atau fan.
    • Lebih efisien, tetapi saat ini lebih cocok untuk pesawat kecil hingga menengah.
    Pembakaran Langsung
    • Hidrogen dibakar langsung di dalam mesin turbin gas yang dimodifikasi.
    • Mirip dengan mesin jet konvensional, tetapi dengan bahan bakar yang berbeda.
    • Cocok untuk pesawat yang lebih besar dan penerbangan jarak jauh.

    Penyimpanan Hidrogen
    Tantangan utama adalah menyimpan hidrogen dalam jumlah yang cukup tanpa menambah berat pesawat secara signifikan
    Hidrogen Cair (LH2)
    • Disimpan pada suhu sangat rendah (-253°C).
    • Memiliki densitas energi yang tinggi, tetapi membutuhkan sistem kriogenik yang kompleks.
    Hidrogen Terkompresi
    • Disimpan dalam tangki bertekanan tinggi.
    • Lebih sederhana, tetapi memiliki densitas energi yang lebih rendah.

    Desain Pesawat
    Penggunaan hidrogen akan mempengaruhi desain pesawat
    • Tangki bahan bakar yang lebih besar, mungkin ditempatkan di bagian atas badan pesawat.
    • Perubahan pada struktur sayap untuk mengakomodasi sistem propulsi baru.
    • Modifikasi sistem distribusi bahan bakar dan kelistrikan pesawat.

    Keamanan
    Aspek keamanan menjadi perhatian utama
    • Pengembangan sensor hidrogen yang sensitif untuk mendeteksi kebocoran.
    • Sistem ventilasi yang ditingkatkan untuk mencegah akumulasi gas hidrogen.
    • Prosedur pengisian bahan bakar dan penanganan yang baru di bandara.

    Dampak Lingkungan
    Meskipun bebas emisi karbon, pesawat hidrogen tetap memiliki dampak lingkungan
    • Produksi uap air di ketinggian tinggi dapat membentuk awan cirrus, yang berpotensi mempengaruhi iklim.
    • Dampak ini masih diteliti, tetapi diyakini jauh lebih kecil dibandingkan emisi CO2 dari pesawat konvensional.

    Tantangan Ekonomi dan Infrastruktur
    Implementasi teknologi ini membutuhkan investasi besar
    • Pengembangan fasilitas produksi hidrogen hijau (menggunakan energi terbarukan).
    • Pembangunan infrastruktur distribusi dan penyimpanan di bandara.
    • Pelatihan ulang teknisi dan kru pesawat untuk menangani teknologi baru.

    Proyek dan Penelitian Terkini
    • Airbus ZEROe: Mengembangkan tiga konsep pesawat hidrogen, termasuk turbofan, turboprop, dan "blended-wing body".
    • ZeroAvia: Berhasil melakukan penerbangan uji coba pesawat 6-penumpang berbahan bakar hidrogen pada 2020.
    • NASA: Mengembangkan konsep pesawat listrik-hidrogen untuk penerbangan regional.

    Timeline dan Prediksi
    Para ahli memperkirakan
    • 2025-2030: Uji coba penerbangan pesawat kecil berbahan bakar hidrogen.
    • 2030-2035: Pesawat regional berbahan bakar hidrogen mulai beroperasi.
    • 2035-2040: Pesawat jarak menengah berbahan bakar hidrogen memasuki layanan komersial.
    • 2040-2050: Teknologi menjadi lebih umum, termasuk untuk penerbangan jarak jauh.

    Pesawat berbahan bakar hidrogen mewakili perubahan paradigma dalam industri penerbangan. Meskipun tantangannya signifikan, potensinya untuk mengurangi dampak lingkungan penerbangan sangat besar. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, industri, dan lembaga penelitian untuk mewujudkan teknologi ini. Jika berhasil, ini bisa menjadi salah satu langkah terbesar menuju masa depan penerbangan yang berkelanjutan.

    Gambar oleh 
    Category: articles
    D
    alam beberapa tahun terakhir, industri penerbangan telah mengalami perubahan signifikan, baik dalam strategi bisnis maupun teknologi. Mari kita telusuri beberapa topik yang paling menarik dan berpengaruh.

    Perubahan Strategi Bisnis
    Penerbangan telah menjadi salah satu industri yang paling dipengaruhi oleh pandemi COVID-19. Banyak maskapai penerbangan yang harus beradaptasi dengan situasi darurat ini. Strategi bisnis yang sebelumnya berfokus pada pertumbuhan penumpang dan pendapatan, sekarang harus diubah untuk memastikan keamanan dan kenyamanan penumpang.

    Pengurangan Kapasitas
    Banyak maskapai yang mengurangi kapasitas penerbangan untuk mengurangi risiko penyebaran virus. Ini berarti lebih sedikit pesawat yang beroperasi, tetapi dengan penumpang yang lebih sedikit pula. Strategi ini membantu dalam mengontrol jumlah penumpang dan meminimalkan kontak antar manusia.

    Penggunaan Teknologi
    Teknologi telah menjadi kunci dalam menghadapi pandemi. Maskapai penerbangan menggunakan aplikasi untuk memantau kesehatan penumpang, melakukan pemeriksaan suhu tubuh, dan memantau pergerakan penumpang. Selain itu, teknologi juga digunakan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan di dalam pesawat.

    Pengembangan Teknologi
    Teknologi terus berkembang dalam industri penerbangan, membawa banyak inovasi yang menarik. Berikut beberapa contoh yang sedang trending:

    Pesawat Elektrik
    Pesawat elektrik adalah salah satu teknologi yang sedang dikembangkan. Pesawat ini menggunakan baterai sebagai sumber energi, yang lebih ramah lingkungan dan mengurangi biaya operasional. Meskipun masih dalam tahap pengembangan, pesawat elektrik diharapkan menjadi alternatif yang lebih baik di masa depan.

    Sistem Penerbangan Otomatis
    Sistem penerbangan otomatis (Autonomous Flight System) sedang dikembangkan untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi. Sistem ini dapat mengoperasikan pesawat tanpa bantuan manusia, memungkinkan untuk melakukan penerbangan yang lebih cepat dan lebih akurat.

    Perubahan dalam Layanan Penerbangan
    Selain strategi dan teknologi, layanan penerbangan juga mengalami perubahan signifikan. Berikut beberapa contoh:

    Layanan Kargo yang Lebih Efisien
    Dengan meningkatnya permintaan kargo, maskapai penerbangan harus meningkatkan efisiensi layanan kargo. Teknologi seperti robotik dan sistem logistik yang canggih digunakan untuk mempercepat proses pengiriman barang.

    Pengembangan Layanan Penumpang
    Layanan penumpang juga mengalami perubahan. Maskapai penerbangan menawarkan layanan yang lebih personal dan fleksibel, seperti pilihan tempat duduk yang lebih luas dan aksesibilitas yang lebih baik untuk penumpang dengan kebutuhan khusus.

    Pengaruh Ekonomi
    Perubahan dalam industri penerbangan juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Banyak maskapai yang harus beradaptasi dengan situasi ekonomi yang tidak stabil. Strategi bisnis yang lebih fleksibel dan inovatif diperlukan untuk tetap kompetitif.

    Pengurangan Biaya Operasional
    Maskapai penerbangan harus mengurangi biaya operasional untuk tetap berada di pasar. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi yang lebih efisien, seperti pesawat yang lebih ramah lingkungan dan sistem logistik yang lebih canggih.

    Pengembangan Pasar
    Pasar penerbangan juga mengalami perubahan. Dengan meningkatnya permintaan akan keamanan dan kenyamanan, maskapai penerbangan harus meningkatkan layanan mereka untuk memenuhi kebutuhan pasar.

    Perubahan strategi bisnis, pengembangan teknologi, dan perubahan dalam layanan penerbangan semuanya membantu meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan efisiensi dalam industri penerbangan.

    Gambar 2 oleh oag
    Category: articles
    I
    ndustri penerbangan global sedang berada dalam fase kebangkitan yang menarik setelah terpuruk akibat pandemi COVID-19. Dengan pelonggaran pembatasan perjalanan dan meningkatnya permintaan untuk penerbangan, banyak maskapai yang mulai melakukan ekspansi dan memperkenalkan rute baru. Namun, situasi ini juga membawa tantangan yang signifikan yang perlu diperhatikan oleh para pelaku industri dan penumpang.

    Permintaan yang Meningkat
    Setelah lebih dari dua tahun pembatasan ketat, banyak orang yang kini merindukan perjalanan. Data terbaru menunjukkan bahwa permintaan penerbangan internasional telah meningkat pesat, terutama ke destinasi wisata populer. Maskapai penerbangan mulai memperkenalkan kembali rute-rute yang sempat ditangguhkan dan menambah kapasitas penerbangan untuk memenuhi kebutuhan ini.

    Kenaikan Biaya Operasional
    Namun, kebangkitan ini tidak tanpa tantangan. Salah satu isu utama yang dihadapi oleh maskapai adalah kenaikan biaya operasional. Harga bahan bakar yang meningkat, bersama dengan inflasi dan biaya pemeliharaan pesawat yang lebih tinggi, membuat banyak maskapai harus menyesuaikan tarif tiket mereka. Penumpang kini harus bersiap untuk membayar lebih untuk perjalanan mereka, yang mungkin menjadi penghalang bagi sebagian orang untuk kembali bepergian.

    Krisis Sumber Daya Manusia
    Satu masalah yang semakin mendesak adalah kekurangan tenaga kerja di sektor penerbangan. Banyak maskapai yang mengalami kesulitan dalam merekrut dan mempertahankan karyawan setelah melakukan pemotongan besar-besaran selama pandemi. Ini berdampak pada operasional penerbangan, dengan banyak penerbangan yang dibatalkan atau dijadwalkan ulang karena kekurangan kru. Maskapai kini berusaha keras untuk menarik kembali karyawan yang telah pergi dan melatih tenaga kerja baru.

    Keberlanjutan dan Inovasi
    Di sisi lain, isu keberlanjutan semakin menjadi sorotan. Banyak maskapai mulai berinvestasi dalam teknologi ramah lingkungan dan mencari cara untuk mengurangi jejak karbon mereka. Dari penggunaan bahan bakar terbarukan hingga pengembangan pesawat yang lebih efisien, inovasi dalam industri penerbangan menjadi kunci untuk menarik penumpang yang semakin peduli dengan isu lingkungan.

    Perubahan Kebijakan Perjalanan
    Kebijakan perjalanan juga terus berubah, dengan beberapa negara yang memperketat atau melonggarkan aturan masuk. Penumpang harus tetap waspada terhadap persyaratan dokumen, vaksinasi, dan tes COVID-19 yang mungkin diperlukan saat bepergian. Hal ini menjadi perhatian bagi banyak orang yang merencanakan perjalanan, dan maskapai perlu memberikan informasi yang jelas dan akurat kepada penumpang.

    Dengan kebangkitan industri penerbangan, ada banyak peluang untuk pertumbuhan, tetapi tantangan yang ada tidak boleh diabaikan. Penumpang, maskapai, dan pemangku kepentingan lainnya perlu beradaptasi dengan cepat untuk menghadapi perubahan ini.

    Gambar 2 oleh mckinsey
    Category: articles
    Bapak Aviastar, Halim Perdanakusuma Membangkitkan Semangat Penerbangan di Indonesia

    Halim Perdanakusuma adalah figur yang memegang peran kunci dalam mengembangkan industri penerbangan di Indonesia. Beliau adalah pendiri dari Aviastar, sebuah maskapai penerbangan kargo yang telah berkontribusi besar terhadap kemajuan penerbangan di Indonesia.

    Aviastar tidak hanya memainkan peran penting dalam transportasi kargo, tetapi juga dalam pengembangan infrastruktur penerbangan di Indonesia. Peran Halim Perdanakusuma dalam mendirikan Aviastar tidak hanya memperluas jaringan penerbangan Indonesia, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi nasional. Aviastar telah menjadi tulang punggung dalam pengangkutan barang dan logistik ke daerah-daerah terpencil di Indonesia, yang sebelumnya sulit diakses melalui transportasi darat.
    Selain itu, Halim Perdanakusuma juga dikenal sebagai seorang inovator dalam industri penerbangan. Beliau telah mendorong pengembangan teknologi penerbangan di Indonesia, termasuk dalam hal keselamatan dan efisiensi operasional. Kontribusi Halim Perdanakusuma dalam memperkenalkan teknologi penerbangan terkini telah membawa industri penerbangan Indonesia ke tingkat yang lebih maju.

    Halim Perdanakusuma telah menjadi salah satu tokoh penerbangan Indonesia yang paling berperan dalam kemajuan industri penerbangan di Indonesia. Dengan semangatnya yang membara, beliau telah memberikan kontribusi besar dalam memajukan penerbangan di Indonesia, dan warisan beliau akan terus dikenang dalam sejarah penerbangan Indonesia.


    Sumber :
    "Aviastar: The Spirit of Cargo Aviation in Indonesia" 
    "Halim Perdanakusuma: Pioneering Indonesian Aviation" - Aviation Indonesia Magazine, Vol. 10, No. 3, 2019
    Category: articles
    Untuk penerbitan kirimkan artikel, jurnal, opini maupun karya tulis sobat aviasi ke xpapjo@gmail.com
    wa