Tampilkan postingan dengan label informasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label informasi. Tampilkan semua postingan
O
rganisasi Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation Organization/ICAO) telah melakukan Audit Pengawasan Keamanan Penerbangan (Universal Security Audit Programme Continuous Monitoring Approach/(USAP-CMA) pada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.

Kegiatan tersebut tepatnya dilaksanakan pada tangal 24 Juni hingga 5 Juli 2024 lalu, audit dilakukan melalui daftar pertanyaan (Protocol Questions) dan pengawasan operasional di Bandar Udara Soekarno-Hatta Cengkareng dan Bandar Udara Juanda Surabaya.

Tujuan dari audit dan pengawasan ini adalah untuk menilai tingkat kepatuhan terhadap ICAO Annex 17 - Aviation Security dan security related Standards dari ICAO Annex 9 - Facilitation.

Tim ICAO telah mengirimkan hasil Audit Pengawasan Keamanan Penerbangan tersebut dengan nilai Effective Implementation (EI) 88,53%, dan dianggap tidak ada masalah keamanan penerbangan yang signifikan (Significant Security Concern/SSec).

Direktur Jenderal Perhubungan Udara M. Kristi Endah Murni menyatakan bahwa keberhasilan ini menunjukkan bahwa kinerja keamanan penerbangan Indonesia diakui oleh dunia internasional, terutama dalam hal kepatuhan dan implementasi terhadap Standar dan Rekomendasi keamanan penerbangan Internasional.

Kristi menyatakan bahwa pencapaian nilai EI adalah 88,53%, lebih tinggi dari target rata-rata nilai EI Global Aviation Security Plan (GASeP) tahun 2027, yaitu 75%.

Tim ICAO melakukan audit dengan mengajukan 498 pertanyaan (Protocol Questions) yang merupakan alat utama ICAO untuk menilai efektivitas pelaksanaan audit USAP mencakup 9 (sembilan) area:

1. Regulatory Framework and the National Civil Aviation Security System (LEG);
2. ⁠Training of Aviation Security Personnel (TRG);
3. ⁠Quality Control Functions (QCF);
4. ⁠Airport Operations (OPS);
5. ⁠Aircraft and In Flight Security (IFS);
6. ⁠Passenger and Baggage Security (PAX);
7. ⁠Cargo, Catering and Mail Security (CGO);
8. ⁠Response to Acts of Unlawful Interference (AUI);
9. ⁠Security Aspects of Facilitation (FAL).

Pada tahun 2015, ICAO telah melakukan audit yang sama di Indonesia, yakni Universal Security Audit Programme Continous Monitoring Approach (USAP CMA) dan USAP CMA Limited Scope On-Site Audit of Indonesia pada tahun 2017. Penilaian yang diberikan oleh ICAO juga melebihi nilai Effective Implementation Global Aviation Security Plan (GASeP).

Kristi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan pemangku kepentingan lainnya, serta komunitas pengguna transportasi udara di Indonesia yang mendukung dan mematuhi peraturan keamanan penerbangan.

"Saya sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan semua pihak terkait, dengan harapan keamanan penerbangan terus ditingkatkan untuk memastikan bahwa pelayanan penerbangan tetap aman, aman, dan nyaman di masa depan."


Sumber artikel dan gambar:
Category: articles
I
ndustri penerbangan terus mencari cara untuk mengurangi dampak lingkungan dari operasinya. Salah satu inovasi yang sedang mendapat sorotan adalah pengembangan pesawat berbahan bakar hidrogen. Teknologi ini menjanjikan penerbangan yang lebih ramah lingkungan dengan emisi nol karbon.

Beberapa perusahaan penerbangan dan produsen pesawat terkemuka telah mulai berinvestasi dalam teknologi ini. Airbus, misalnya, telah mengumumkan rencana untuk meluncurkan pesawat komersial berbahan bakar hidrogen pertama pada tahun 2035. Sementara itu, start-up seperti ZeroAvia dan Universal Hydrogen juga tengah mengembangkan solusi propulsi hidrogen untuk pesawat yang lebih kecil.

Keuntungan utama dari bahan bakar hidrogen adalah bahwa ia hanya menghasilkan uap air sebagai produk sampingan, tanpa emisi karbon dioksida. Ini bisa menjadi langkah besar dalam mengurangi jejak karbon industri penerbangan, yang saat ini menyumbang sekitar 2% dari emisi karbon global.

Namun, ada beberapa tantangan yang harus diatasi sebelum pesawat berbahan bakar hidrogen bisa menjadi kenyataan dalam skala besar:
  • Infrastruktur, diperlukan investasi besar-besaran untuk mengembangkan infrastruktur produksi, penyimpanan, dan distribusi hidrogen di bandara-bandara.
  • Teknologi penyimpanan, hidrogen membutuhkan volume penyimpanan yang lebih besar dibandingkan bahan bakar jet konvensional, yang bisa mempengaruhi desain pesawat.
  • Biaya, saat ini produksi hidrogen masih relatif mahal dibandingkan bahan bakar fosil.
  • Regulasi, diperlukan peraturan baru untuk menjamin keamanan penggunaan hidrogen dalam penerbangan komersial.

Meskipun begitu, banyak ahli yakin bahwa tantangan-tantangan ini bisa diatasi seiring waktu. Dengan dukungan dari pemerintah, industri, dan investor, pesawat berbahan bakar hidrogen bisa menjadi kenyataan dalam beberapa dekade mendatang.

Perkembangan ini tentu akan diikuti dengan seksama oleh para pemangku kepentingan di industri penerbangan. Jika berhasil, teknologi ini bisa mengubah wajah industri penerbangan secara dramatis, membawa kita satu langkah lebih dekat ke masa depan penerbangan yang lebih berkelanjutan. Meskipun masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan, prospek pesawat berbahan bakar hidrogen memberi harapan baru bagi industri penerbangan dalam upayanya mengurangi dampak lingkungan.


Teknologi Pesawat Berbahan Bakar Hidrogen

Sistem Propulsi
Pesawat berbahan bakar hidrogen menggunakan salah satu dari dua sistem propulsi utama:
Sel Bahan Bakar (Fuel Cells)
  • Mengubah hidrogen menjadi listrik melalui reaksi elektrokimia.
  • Listrik yang dihasilkan menggerakkan motor listrik yang memutar baling-baling atau fan.
  • Lebih efisien, tetapi saat ini lebih cocok untuk pesawat kecil hingga menengah.
Pembakaran Langsung
  • Hidrogen dibakar langsung di dalam mesin turbin gas yang dimodifikasi.
  • Mirip dengan mesin jet konvensional, tetapi dengan bahan bakar yang berbeda.
  • Cocok untuk pesawat yang lebih besar dan penerbangan jarak jauh.

Penyimpanan Hidrogen
Tantangan utama adalah menyimpan hidrogen dalam jumlah yang cukup tanpa menambah berat pesawat secara signifikan
Hidrogen Cair (LH2)
  • Disimpan pada suhu sangat rendah (-253°C).
  • Memiliki densitas energi yang tinggi, tetapi membutuhkan sistem kriogenik yang kompleks.
Hidrogen Terkompresi
  • Disimpan dalam tangki bertekanan tinggi.
  • Lebih sederhana, tetapi memiliki densitas energi yang lebih rendah.

Desain Pesawat
Penggunaan hidrogen akan mempengaruhi desain pesawat
  • Tangki bahan bakar yang lebih besar, mungkin ditempatkan di bagian atas badan pesawat.
  • Perubahan pada struktur sayap untuk mengakomodasi sistem propulsi baru.
  • Modifikasi sistem distribusi bahan bakar dan kelistrikan pesawat.

Keamanan
Aspek keamanan menjadi perhatian utama
  • Pengembangan sensor hidrogen yang sensitif untuk mendeteksi kebocoran.
  • Sistem ventilasi yang ditingkatkan untuk mencegah akumulasi gas hidrogen.
  • Prosedur pengisian bahan bakar dan penanganan yang baru di bandara.

Dampak Lingkungan
Meskipun bebas emisi karbon, pesawat hidrogen tetap memiliki dampak lingkungan
  • Produksi uap air di ketinggian tinggi dapat membentuk awan cirrus, yang berpotensi mempengaruhi iklim.
  • Dampak ini masih diteliti, tetapi diyakini jauh lebih kecil dibandingkan emisi CO2 dari pesawat konvensional.

Tantangan Ekonomi dan Infrastruktur
Implementasi teknologi ini membutuhkan investasi besar
  • Pengembangan fasilitas produksi hidrogen hijau (menggunakan energi terbarukan).
  • Pembangunan infrastruktur distribusi dan penyimpanan di bandara.
  • Pelatihan ulang teknisi dan kru pesawat untuk menangani teknologi baru.

Proyek dan Penelitian Terkini
  • Airbus ZEROe: Mengembangkan tiga konsep pesawat hidrogen, termasuk turbofan, turboprop, dan "blended-wing body".
  • ZeroAvia: Berhasil melakukan penerbangan uji coba pesawat 6-penumpang berbahan bakar hidrogen pada 2020.
  • NASA: Mengembangkan konsep pesawat listrik-hidrogen untuk penerbangan regional.

Timeline dan Prediksi
Para ahli memperkirakan
  • 2025-2030: Uji coba penerbangan pesawat kecil berbahan bakar hidrogen.
  • 2030-2035: Pesawat regional berbahan bakar hidrogen mulai beroperasi.
  • 2035-2040: Pesawat jarak menengah berbahan bakar hidrogen memasuki layanan komersial.
  • 2040-2050: Teknologi menjadi lebih umum, termasuk untuk penerbangan jarak jauh.

Pesawat berbahan bakar hidrogen mewakili perubahan paradigma dalam industri penerbangan. Meskipun tantangannya signifikan, potensinya untuk mengurangi dampak lingkungan penerbangan sangat besar. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, industri, dan lembaga penelitian untuk mewujudkan teknologi ini. Jika berhasil, ini bisa menjadi salah satu langkah terbesar menuju masa depan penerbangan yang berkelanjutan.

Gambar oleh 
Category: articles
D
alam beberapa tahun terakhir, industri penerbangan telah mengalami perubahan signifikan, baik dalam strategi bisnis maupun teknologi. Mari kita telusuri beberapa topik yang paling menarik dan berpengaruh.

Perubahan Strategi Bisnis
Penerbangan telah menjadi salah satu industri yang paling dipengaruhi oleh pandemi COVID-19. Banyak maskapai penerbangan yang harus beradaptasi dengan situasi darurat ini. Strategi bisnis yang sebelumnya berfokus pada pertumbuhan penumpang dan pendapatan, sekarang harus diubah untuk memastikan keamanan dan kenyamanan penumpang.

Pengurangan Kapasitas
Banyak maskapai yang mengurangi kapasitas penerbangan untuk mengurangi risiko penyebaran virus. Ini berarti lebih sedikit pesawat yang beroperasi, tetapi dengan penumpang yang lebih sedikit pula. Strategi ini membantu dalam mengontrol jumlah penumpang dan meminimalkan kontak antar manusia.

Penggunaan Teknologi
Teknologi telah menjadi kunci dalam menghadapi pandemi. Maskapai penerbangan menggunakan aplikasi untuk memantau kesehatan penumpang, melakukan pemeriksaan suhu tubuh, dan memantau pergerakan penumpang. Selain itu, teknologi juga digunakan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan di dalam pesawat.

Pengembangan Teknologi
Teknologi terus berkembang dalam industri penerbangan, membawa banyak inovasi yang menarik. Berikut beberapa contoh yang sedang trending:

Pesawat Elektrik
Pesawat elektrik adalah salah satu teknologi yang sedang dikembangkan. Pesawat ini menggunakan baterai sebagai sumber energi, yang lebih ramah lingkungan dan mengurangi biaya operasional. Meskipun masih dalam tahap pengembangan, pesawat elektrik diharapkan menjadi alternatif yang lebih baik di masa depan.

Sistem Penerbangan Otomatis
Sistem penerbangan otomatis (Autonomous Flight System) sedang dikembangkan untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi. Sistem ini dapat mengoperasikan pesawat tanpa bantuan manusia, memungkinkan untuk melakukan penerbangan yang lebih cepat dan lebih akurat.

Perubahan dalam Layanan Penerbangan
Selain strategi dan teknologi, layanan penerbangan juga mengalami perubahan signifikan. Berikut beberapa contoh:

Layanan Kargo yang Lebih Efisien
Dengan meningkatnya permintaan kargo, maskapai penerbangan harus meningkatkan efisiensi layanan kargo. Teknologi seperti robotik dan sistem logistik yang canggih digunakan untuk mempercepat proses pengiriman barang.

Pengembangan Layanan Penumpang
Layanan penumpang juga mengalami perubahan. Maskapai penerbangan menawarkan layanan yang lebih personal dan fleksibel, seperti pilihan tempat duduk yang lebih luas dan aksesibilitas yang lebih baik untuk penumpang dengan kebutuhan khusus.

Pengaruh Ekonomi
Perubahan dalam industri penerbangan juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Banyak maskapai yang harus beradaptasi dengan situasi ekonomi yang tidak stabil. Strategi bisnis yang lebih fleksibel dan inovatif diperlukan untuk tetap kompetitif.

Pengurangan Biaya Operasional
Maskapai penerbangan harus mengurangi biaya operasional untuk tetap berada di pasar. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi yang lebih efisien, seperti pesawat yang lebih ramah lingkungan dan sistem logistik yang lebih canggih.

Pengembangan Pasar
Pasar penerbangan juga mengalami perubahan. Dengan meningkatnya permintaan akan keamanan dan kenyamanan, maskapai penerbangan harus meningkatkan layanan mereka untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Perubahan strategi bisnis, pengembangan teknologi, dan perubahan dalam layanan penerbangan semuanya membantu meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan efisiensi dalam industri penerbangan.

Gambar 2 oleh oag
Category: articles
I
ndustri penerbangan global sedang berada dalam fase kebangkitan yang menarik setelah terpuruk akibat pandemi COVID-19. Dengan pelonggaran pembatasan perjalanan dan meningkatnya permintaan untuk penerbangan, banyak maskapai yang mulai melakukan ekspansi dan memperkenalkan rute baru. Namun, situasi ini juga membawa tantangan yang signifikan yang perlu diperhatikan oleh para pelaku industri dan penumpang.

Permintaan yang Meningkat
Setelah lebih dari dua tahun pembatasan ketat, banyak orang yang kini merindukan perjalanan. Data terbaru menunjukkan bahwa permintaan penerbangan internasional telah meningkat pesat, terutama ke destinasi wisata populer. Maskapai penerbangan mulai memperkenalkan kembali rute-rute yang sempat ditangguhkan dan menambah kapasitas penerbangan untuk memenuhi kebutuhan ini.

Kenaikan Biaya Operasional
Namun, kebangkitan ini tidak tanpa tantangan. Salah satu isu utama yang dihadapi oleh maskapai adalah kenaikan biaya operasional. Harga bahan bakar yang meningkat, bersama dengan inflasi dan biaya pemeliharaan pesawat yang lebih tinggi, membuat banyak maskapai harus menyesuaikan tarif tiket mereka. Penumpang kini harus bersiap untuk membayar lebih untuk perjalanan mereka, yang mungkin menjadi penghalang bagi sebagian orang untuk kembali bepergian.

Krisis Sumber Daya Manusia
Satu masalah yang semakin mendesak adalah kekurangan tenaga kerja di sektor penerbangan. Banyak maskapai yang mengalami kesulitan dalam merekrut dan mempertahankan karyawan setelah melakukan pemotongan besar-besaran selama pandemi. Ini berdampak pada operasional penerbangan, dengan banyak penerbangan yang dibatalkan atau dijadwalkan ulang karena kekurangan kru. Maskapai kini berusaha keras untuk menarik kembali karyawan yang telah pergi dan melatih tenaga kerja baru.

Keberlanjutan dan Inovasi
Di sisi lain, isu keberlanjutan semakin menjadi sorotan. Banyak maskapai mulai berinvestasi dalam teknologi ramah lingkungan dan mencari cara untuk mengurangi jejak karbon mereka. Dari penggunaan bahan bakar terbarukan hingga pengembangan pesawat yang lebih efisien, inovasi dalam industri penerbangan menjadi kunci untuk menarik penumpang yang semakin peduli dengan isu lingkungan.

Perubahan Kebijakan Perjalanan
Kebijakan perjalanan juga terus berubah, dengan beberapa negara yang memperketat atau melonggarkan aturan masuk. Penumpang harus tetap waspada terhadap persyaratan dokumen, vaksinasi, dan tes COVID-19 yang mungkin diperlukan saat bepergian. Hal ini menjadi perhatian bagi banyak orang yang merencanakan perjalanan, dan maskapai perlu memberikan informasi yang jelas dan akurat kepada penumpang.

Dengan kebangkitan industri penerbangan, ada banyak peluang untuk pertumbuhan, tetapi tantangan yang ada tidak boleh diabaikan. Penumpang, maskapai, dan pemangku kepentingan lainnya perlu beradaptasi dengan cepat untuk menghadapi perubahan ini.

Gambar 2 oleh mckinsey
Category: articles
Bapak Aviastar, Halim Perdanakusuma Membangkitkan Semangat Penerbangan di Indonesia

Halim Perdanakusuma adalah figur yang memegang peran kunci dalam mengembangkan industri penerbangan di Indonesia. Beliau adalah pendiri dari Aviastar, sebuah maskapai penerbangan kargo yang telah berkontribusi besar terhadap kemajuan penerbangan di Indonesia.

Aviastar tidak hanya memainkan peran penting dalam transportasi kargo, tetapi juga dalam pengembangan infrastruktur penerbangan di Indonesia. Peran Halim Perdanakusuma dalam mendirikan Aviastar tidak hanya memperluas jaringan penerbangan Indonesia, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi nasional. Aviastar telah menjadi tulang punggung dalam pengangkutan barang dan logistik ke daerah-daerah terpencil di Indonesia, yang sebelumnya sulit diakses melalui transportasi darat.
Selain itu, Halim Perdanakusuma juga dikenal sebagai seorang inovator dalam industri penerbangan. Beliau telah mendorong pengembangan teknologi penerbangan di Indonesia, termasuk dalam hal keselamatan dan efisiensi operasional. Kontribusi Halim Perdanakusuma dalam memperkenalkan teknologi penerbangan terkini telah membawa industri penerbangan Indonesia ke tingkat yang lebih maju.

Halim Perdanakusuma telah menjadi salah satu tokoh penerbangan Indonesia yang paling berperan dalam kemajuan industri penerbangan di Indonesia. Dengan semangatnya yang membara, beliau telah memberikan kontribusi besar dalam memajukan penerbangan di Indonesia, dan warisan beliau akan terus dikenang dalam sejarah penerbangan Indonesia.


Sumber :
"Aviastar: The Spirit of Cargo Aviation in Indonesia" 
"Halim Perdanakusuma: Pioneering Indonesian Aviation" - Aviation Indonesia Magazine, Vol. 10, No. 3, 2019
Category: articles
Peran Penerbangan dalam Sejarah Kemerdekaan Indonesia
Penerbangan dan transportasi telah memainkan peran krusial dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Sejak masa pra-kemerdekaan hingga perjuangan merebut kemerdekaan, penerbangan telah menjadi faktor penting dalam memperkuat semangat dan koneksi antar wilayah di Nusantara. 

Pada masa pra-kemerdekaan, transportasi udara telah membantu mempersatukan kepulauan Indonesia yang luas. Penerbangan telah menjadi sarana penting bagi pejuang kemerdekaan untuk menjalin komunikasi dan koordinasi antar wilayah yang terpisah oleh lautan. Penerbangan pertama di Indonesia diawali pada tahun 1928 dengan didirikannya KNILM (Koninklijke Nederlandsch-Indische Luchtvaart Maatschappij) yang kemudian menjadi KLM Royal Dutch Airlines. Penerbangan ini memainkan peran penting dalam mempercepat mobilitas para pemimpin dan pejuang kemerdekaan dari satu wilayah ke wilayah lainnya.

Selama masa perjuangan merebut kemerdekaan, penerbangan terus menjadi alat vital dalam pergerakan para pemimpin nasional dan pejuang kemerdekaan. Salah satu contoh yang paling terkenal adalah "Seri Penerbangan Republik Indonesia", di mana pesawat Dakota milik TNI-AU (Tentara Nasional Indonesia - Angkatan Udara) digunakan untuk mengangkut tokoh-tokoh penting seperti Soekarno, Hatta, dan para pejuang kemerdekaan dari satu tempat ke tempat lain untuk menghadiri pertemuan penting dan mengkoordinasikan perjuangan kemerdekaan.

Selain itu, penerbangan juga memainkan peran dalam mengangkut persediaan logistik dan senjata bagi para pejuang kemerdekaan. Dengan penerbangan, logistik dan bantuan militer dari luar negeri dapat diangkut dengan cepat ke wilayah perjuangan di Indonesia.

Pada tanggal 17 Agustus 1945, ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diumumkan, penerbangan juga memainkan peran penting dalam mengkomunikasikan berita tersebut ke dunia internasional. Pesawat Dakota TNI-AU yang membawa berita kemerdekaan Indonesia terbang dari Jakarta ke Australia untuk mengumumkan kepada dunia bahwa Indonesia telah merdeka.

Dampak Penerbangan terhadap Kemerdekaan Indonesia
Penerbangan telah memiliki dampak yang signifikan terhadap kemerdekaan Indonesia, baik selama masa perjuangan merebut kemerdekaan maupun dalam pembangunan negara pasca-kemerdekaan. Selama masa perjuangan merebut kemerdekaan, penerbangan memainkan peran penting dalam memfasilitasi pergerakan para pemimpin nasional dan pejuang kemerdekaan. Pada dua tahun pascakemerdekaan Indonesia, penerbangan digunakan oleh para pejabat seperti Menteri Muda Penerangan AR Baswedan dan Menteri Muda Luar Negeri H Agus Salim untuk mencari dukungan dan pengakuan negara lain atas kemerdekaan Indonesia.

Penerbangan juga memungkinkan pengiriman logistik dan bantuan militer dari luar negeri ke wilayah perjuangan di Indonesia, mempercepat mobilitas dan koordinasi antar wilayah yang terpisah oleh lautan.Namun, meskipun penerbangan telah memberikan kontribusi positif, terdapat pula dampak negatif yang perlu diperhatikan. Kecelakaan pesawat dan insiden keselamatan telah menimbulkan pertanyaan tentang keselamatan industri penerbangan di Indonesia. Amerika Serikat dan Uni Eropa pernah melarang beroperasinya maskapai penerbangan Indonesia di sana karena kekurangan dalam keahlian teknis, personel terlatih, pencatatan, atau prosedur pemeriksaan. 

Pada masa pasca-kemerdekaan, industri penerbangan Indonesia mengalami tantangan dan perubahan. Krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1997 memutus pembiayaan untuk pengembangan IPTN (Industri Pesawat Terbang Nurtanio), yang menyebabkan terpuruknya industri penerbangan Indonesia. Namun, industri penerbangan Indonesia kini telah bangkit kembali dengan upaya perbaikan dan pengembangan, seperti pendirian PT Dirgantara Indonesia (DI).

Dengan demikian, penerbangan telah memberikan dampak yang kompleks terhadap kemerdekaan Indonesia, dari memfasilitasi pergerakan para pemimpin dan pejuang kemerdekaan hingga menimbulkan tantangan terkait keselamatan dan pengembangan industri penerbangan.Semoga sistem keselamatan penerbangan Indonesia menjadi lebih baik ke depannya, sehingga kontribusi positif penerbangan terhadap kemerdekaan dan pembangunan negara dapat terus ditingkatkan.

Gambar oleh vecteezy.com
Category: articles
Untuk penerbitan kirimkan artikel, jurnal, opini maupun karya tulis sobat aviasi ke xpapjo@gmail.com
wa